Minggu, 12 Februari 2012

Tingkatan Sabuk Ju Jitsu

Tingkatan Sabuk Dalam Ju Jitsu?

1. Kyu 6 - Sabuk Putih - Rokkyu
2. Kyu 5 - Sabuk Kuning - Gokyu
3. Kyu 4 - Sabuk Hijau - Yonkyu
4. Kyu 3 - Sabuk Oranye - Sankyu
5. Kyu 2 - Sabuk Biru - Nikkyu
6. Kyu 1 - Sabuk Coklat - Kkyu
7. Dan 1 - Sabuk Hitam – Ikdan
8. Dan 2 - Sabuk Hitam - Nikdan
9. Dan 3 - Sabuk Hitam – Sandan
10. Dan 4 - Sabuk Hitam – Yondan
11. Dan 5 - Sabuk Hitam – Godan
12. Dan 6 - Sabuk Merah Garis Putih - Rokydan
13. Dan 7 - Sabuk Merah Garis Putih – Sichidan
14. Dan 8 - Sabuk Merah Garis Putih – Hichidan
15. Dan 9 - Sabuk Merah - Kyudan
16. Dan 10 – Sabuk Merah – Judan

Seni Bela Diri dan Jenisnya

Seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara seseorang itu mempertahankan diri. Seni bela diri telah lama wujud dan pada mulanya ia berkembang di medan pertempuran sebelum secara perlahan-lahan apabila peperangan telah berkurangan dan penggunaan senjata moden mula digunakan secara berleluasa, seni bela diri mula berkembang dikalangan mereka yang bukannya anggota tentera tetapi merupakan orang awam.

Boleh dikatakan seni bela diri terdapat di merata-merata di dunia ini dan hampir setiap negara mempunyai seni bela diri yang berkembang samaada secara tempatan atau diubah suai daripada seni bela diri luar yang meresap masuk. Sebagai contoh seni silat adalah seni bela diri yang berkembang di negara ASEAN dan terdapat di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Brunei.

Bagaimanapun kemudahan perhubungan dan komunikasi yang adapada masa ini memudahkan perkembangan idea dan seni bela diri tidak lagi terhad di tanah asalnya tetapi telah berkembang keseluruh dunia.

Jenis-jenis

Seni bela diri juga terbagi beberapa jenis daripada seni tempur bersenjata tajam, senjata tidak tajam seperti kayu, dan seni tempur tangan kosong. Di antara jenis-jenis seni bela diri yang ada adalah seperti berikut:

Aikido.
Capoeira.
Gulat.
Hapkido.
Jiu Jitsu.
Jogo do pau.
Judo.
Kalaripayat.
Karate.
Kempo.
Kendo.
Kung fu.
Muay Thai.
NEST.
Silambam.
Silat.
Taekwondo.
Taido.
Tinju.
Tomoi.
Wing Tsun.
Wun-hup-kuen-do.
Wushu.
Thifan.
Tarung Derajat AA-BOXER.

Sabtu, 11 Februari 2012

Sumpah Semboyan Jiu Jit Su Aliran IJI

SUMPAH JUJITSU

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Taat Pada Orang Tua

3. Sanggup menjaga nama baik Jujitsu

4. Bersikap ksatria dan jujur

5. Taat pada Pelatih


SEMBOYAN JUJITSU

1. Berlatih Jujitsu demi kemanusiaan

2. Tidak boleh sombong

3. Melindungi yang lemah berdiri dipihak yang benar

4. Jujitsu digunakan hanya dalam keadaan terpaksa

5. Dalam latihan tidak ada tawa dan tangis

Sejarah Jujutsu

Jujutsu (bahasa Jepang: 柔術, jūjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja.

Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan "Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara "menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.

Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua "gaya", yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam "gaya" Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).

Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut di atas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).

Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.

Perguruan Ju Jit Su di Indonesia

1. Kushin Ryu Ju Jit Su Indonesia (KJI)

Pendiri aliran Kushin Ryu professor Kiyotada Sannosuke Ueshima, mempelajari Konshin-Ryu Yujoyitsu/ Jujutsu dari Kiyotaka Kajei Matsubara. Ia kemudian memformulasikan teknik-teknik dengan menambahkan unsur karate di dalamnya.

Teknik-teknik inilah yang akhir menjadi cikal bakal berdirinya aliran (RYU) Kushin pada tahun 1932 (Kushin Ryu Karate Do).
Konshin Ryu sendiri awalnya didirikan oleh Taketsuna Fuziwara Rokuro Seki yang diturunkan kepada muridnya langsung,
yang bernama Kiyonobu Ichinosuke Yamamoto (pendiri Konshin-Ryu Yujoyitsu).


Jujutsu merupakan seni bela diri Jepang yang sangat tua dan merupakan inspirator dalam seni bela diri lainnya. O Sensei Morihei Ueshiba juga ahli dalam bidang Jujutsu. Ia belajar Jujutsu aliran Tenjin Shinyo-ryu dibawah asuhan Tokusaburo Tozawa. Ia juga sempat belajar ilmu pedang aliran Shinkage-ryu di dojo Idabashi.

Ia memperoleh Menkyo, sertifikat mengajar bela diri, dari guru bela diri Jujutsu aliran Yagyu-ryu di Osaka, yakni Makasatsu Nakai.


Di Hokkaido Ueshiba bertemu dengan Sokaku Takeda, guru bela diri Jujutsu aliran Daito-ryu yang dikenal dengan gaya Aikijutsu, yang dikemudian hari menjadi fondasi utama bela diri AIKIDO. Sementara itu, Prof. Jigoro Kano pendiri beladiri JUDO juga master dalam Jujutsu awalnya belajar jujutsu dari Hachinosuke Fukuda, master Tenjin-Shinyo Ryu Jujitsu. Jigoro Kano berlatih dengan keras di bawah asuhan Master Fukuda. Tahun 1879, setelah sepeninggal Fukuda, Jigoro Kano pada usia 19 th bergabung dengan cabang Jujitsu lain dari Tenjin-Shinyo-Ryu Jujitsu dibawah istruktur Jujitsu yang bernama Masatomo Iso (62 th).


KUSHIN RYU JUJITSU INDONESIA (KJI)
Kushin Ryu Jujitsu di Indonesia diperkenalkan pertama kalinya oleh Horyu Matsuzaki di Bandung pada tahun 1967. Dalam perkembangannya, Kushin Ryu lebih berkembang sebagai olah raga beladiri Karate sementara jujitsu hanya diberikan sebagai materi tambahan.


Atas inisiatif Shihan Sofyan Hambally, mantan Ketua Dewan Guru PP-KKI periode 2002-2006 dan Arman Hidayat, Ketua Dewan Guru KKI Jabar, teknik Jujitsu kemudian lebih dikembangkan menjadi ajaran pokok melalui wadah Kushin Ryu Jujitsu Indonesia (KJI).


Sejak dibentuk pada April 2010, KJI telah meluluskan 100 anggota sabuk hitam Jujitsu, di mana para lulusannya adalah anggota Masahi KKI yang telah berkiprah lebih dari 20-30 tahun berlatih di KKI.


Ujain pertama diselenggarakan pada 9-10 April 2011 di Padepokan Karang Tumaritis, Lembang. Pelaksanaan ujian DAN I KJI dibuka oleh Kadispora Jawa Barat, mewakili Gubernur Jawa Barat, Ketua Umum KKI Jabar dan Ketua Umum Forki Jabar.


KJI kini sudah berkembang di hampir seluruh wilayah kabupaten dan kota di Jawa Barat.


2. JUJITSU CLUB INDONESIA (JCI)

Pada masa penjajahan Belanda antara tahun 1930 s.d. 1937 telah ada seorang keturunan Cina yang mengadakan latihan Jiu Jitsu di daerah Jakarta Kota yaitu di suatu tempat yang disebut MOLEN FLIET yang kemudian berubah fungsinya menjadi toko barang antik dengan nama POLIM.


Pada tahun 1948 bapak Ferry Sonneville sudah melatih Jiu Jitsu di Jl. Krekot No. 42 hingga tahun 1955.
Pada saat beliau melanjutkan pendidikannya di negeri Belanda pada tahun 1955, kegiatan latihan Jiu Jitsu dilanjutkan oleh M.A. Affendi hingga beliau meninggal dunia pada tahun 1987 sebagai ketua Jiu Jitsu Club Indonesia sedangkan Ketua Umum adalah masih tetap dijabat oleh Bapak Drs. Ferry Sonneville hingga saat ini. Pada sekitar tahun 1955 organisasi Jiu Jitsu masih bersatu dengan Judo dengan nama Jiu Jitsu & Judo Association Djakarta (JAD) yang kemudian diadakan pemisahan organisasi antara Jiu Jitsu dan Judo. Jiu Jitsu Club Djakarta (JCD) pada tanggal 11 Desember 1955. Karena adanya perkembangan Jiu Jitsu di beberapa tempat seperti halnya di Yogyakarta, Purwokerto, Surabaya , Palembang , dan Medan maka nama JCD menjadi Jiu Jitsu Club Indonesia (JCI).


Keberadaan JCI pada saat ini telah mendapat pengakuan dari organisasi Jiu Jitsu International yaitu World Ju Jitsu Federation yang berpusat di Liverpool, Inggris. Terbukti dengan diangkatnya beberapa orang anggota JCI dengan tingkatan DAN V dan DAN IV oleh WJJF.


3. PORBIKAWA

PORBIKAWA (Persatuan Olahraga Beladiri Ishikawa)didirikan oleh Murid Tunggal Master Yoshen Ishikawa yaitu Bp. Tan Sing Tjay (Soetikno) pada tahun 1949 dengan nama Ishikawa Jiu Jitsu Club.


Perguruan PORBIKAWA telah mengembangkan berbagai teknik beladiri baru yang disesuaikan dengan bangsa Indonesia, misalnya dengan mengkombinasikan teknik-teknik dari beladiri lain kedalam silabusnya dan menciptakan teknik-teknik baru yang lebih sesuai dengan situasi pembelaan diri di Indonesia.
Sehingga disebut sebagai perguruan yang independen dan tidak terikat dengan tradisi dari negara asal Jujutsu (Jepang). Pada perkembangannya Jujitsu Porbikawa berafiliasi dengan Karate.


4. INSTITUTE JUJITSU INDONESIA (IJI)

Beladiri Jiu Jitsu khususnya aliran Kyushin - Ryu( I Kyushin Ryu ) masuk ke Indonesia pada saat sekitar pergolakan Perang Dunia II, yaitu pada tahun 1942 yang dibawa oleh tentara Jepang bernama Ishikawa. Ishikawa mewariskan ilmunya kepada R. Soetopo yang kemudian menurunkan kepada Drs. Firman Sitompul, Brigjen ( Pol ) Drs. DPM Sitompul SH,MH , Drs. Heru Noercahyo. MM , Drs Bambang Soeprijanto, Mayor ( Pol ) Drs. Heru Winoto. Beliau - beliau inilah penggerak berkembangnya Jiu Jitsu di tanah air hingga kini. Pada tahun 1981 diadakan demontrasi bela diri Jiu Jitsu di PTIK Jakarta oleh ahli Jiu Jitsu Indonesia yang akhirnya mendapat penghargaan (pengakuan) dari Kedutaan besar Jepang di Jakarta. Di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian pada tanggal 23 Juni 1982 seorang alumni Mahasiswa PTIK bernama : Kapten Pol. Drs. Adityawarman ( Sabuk Coklat Kyu I ) telah berhasil mempertunjukkan pukulan memakai tenaga dalam Jiu Jitsu terhadap tumpukan batu bata merah sejumlah 34 ( tiga puluh empat ) ± 1,5 Meter dapat dipukul pecah semua dan hal tersebut telah disiarkan lewat televisi pada siaran Hankam.Mahasiswa - mahasiswa PTIK angkatan XVII / Widya Bhakti pada tingkat sabuk Biru atau Kyu 2, telah mampu memukul pecah susunan batu bata sebanyak 17 ( tujuh belas ) tumpukan dilakukan oleh Kapten Pol A. Simanjutak ( tanggal 2 Nopember 1982 ). Disamping hal tersebut di atas bela diri Jiu Jitsu juga mempunyai tehnik beladiri khusus yang berguna untuk Polisi dan sudah di uji coba di PTIK.

5. GOSHINBUDO JUJUTSU INDONESIA (GBI)

Goshinbudo Jujutsu didirikan oleh C.A. TAMAN, seorang SHIHAN (Master Instructor/Guru Besar) yang belajar langsung dari RYUSO (pendiri aliran) di Jepang, yaitu GRAND MASTER OTSUKA HIRONORI, dan juga dari SASAKI TAKASHI sensei.
Dibawah asuhan Grand Master, Bapak C.A. Taman mempelajari teknik-teknik OKINAWAN KARATE dan JUJUTSU aliran SHINDO YOSHIN-RYU yang digabungkan didalam perguruan WADOKAI. Bapak Taman mendirikan WADOKAI cabang Indonesia pada tahun 1968, kemudian pada tahun 1997 mengizinkan berdirinya GBI CLUB, dan pada tahun 2004 memerintahkan GBI CLUB untuk memberikan pengajaran JUJUTSU kepada bangsa Indonesia, terutama anggota WADOKAI. Perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) berafiliasi dengan JKF-Wadokai (beraliran Wado) dan Sekai Dentokan Renmei (beraliran Hakko-ryu).
Goshinbudo Jujutsu Indonesia beraliran Jujutsu tradisional/murni, karena gerakannya didasarkan pada teknik-teknik Jujutsu Jepang sesuai aslinya, tanpa perubahan atau inovasi lokal dari anggota-anggota yang ada di Indonesia.
Di Goshinbudo Jujutsu Indonesia, diajarkan waza (teknik) yang berasal dari Hakko-ryu Jujutsu, Wado-ryu dan Yoshin-ryu Jujutsu.Karena itu Goshinbudo Jujutsu Indonesia disebut sebagai Jujutsu tradisional atau "ortodoks".